STRATEGI PENGEMBANGAN KOPRI DI KAMPUS DAN CABANG YANG MINIM KOPRI

KOPRI PK PMII IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA.

(Sahabati Sulha)

Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa kearah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiawanan serta integritas keperibadian yang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan yang dapat diterapkan, dikembangkan, dan diupayakan penggunanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.

Adapun salah satu organisasi kemahasiswaan yang terdapat di lingkungan kampus ialah PMII yang merupakan singkatan dari pergerakan mahasiswa islam Indonesia. Didirikan pada tanggal 17 april 1960 di Surabaya. Pmii merupakan organisasi yang berideologikan pancasila dan ahlusunnah wal jamaah. Di dalam PMII sendiri terdapat sebuah wadah yang dimana wadah tersebut berguna untuk menaungi kaum perempuan yang di beri nama kopri.

Secara structural KOPRI merupakan organisasi yang bersifat semi otonom dan tidak terpisahkan dari wadah utamanya yaitu PMII. Kopri memiliki kesamaan ideologi politik organisasi kopri yaitu ahlusunnah wal jamaah yang ditetapkan oleh kongres XVII di jambi 2014 dan didirikan pada tanggal 25 November 1967 di Jakarta.. Makna sesungguhnya dari kopri sendiri ialah sebuah wadah yang menaungi kader-kader wanita yang ada pada PMII dengan adanya wadah itu mereka di tuntut untuk mampu mengembangkan segala potensi yang ada pada diri mereka melalui wadah kopri tersebut. Untuk membuat kopri menjadi sebuah wadah yang besar dan tereksis di Indonesia tentu tidak terlepas dari strategi dan langkah pengembangannya yang dilakukan oleh kader dan anggotannya. Pengembangan tersebut merupakan hal yang wajib dilakukan dan hal yang harus terus dijalankan supaya ruh organisasi tetap hidup.

Kopri sebagai wadah kader perempuan PMII meyakini perannya sebagai khalifatullah fil ardl dan keberadaannya akan menjadi rahmat bagi segenap alam. Karenanya kopri harus bisa menjadi sesuatu yang bisa dirasakan kemanfatannya tidak hanya oleh kader-kader PMII baik laki-laki maupun perempuan tetapi juga bagi seluruh umat yang ada di bumi, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam melakukan pengembangan kopri, kadernya harus memahami arah strategi pengembangan itu sendiri, yang dimana strategi pengembangan harus sesuai dengan perkembangan dunia mahasiswa dan perkembangan perguruan tinggi tempat kader melakukan pengembangannya baik di kampus maupun di pangkalan cabang. Pengembangan itu harus bersifat ke arah memajukan wadah kopri itu sendiri. Hal ini dimaksud agar kedepan arah kaderisasi kopri semakin terstruktur dan mempunyai visi yang jelas untuk mencapai cita-cita organisasi.

Dikarenakan basis kopri berada di dalam lingkungn kampus , maka kopri dan kampus tidak boleh bersebrangan, dalam arti ketentuan- ketentuan yang terdapat dalam perguruan tinggi harus bisa di baca dan di implemnteasikan dengan baik. Kopri harus mampu berprestasi dalam potensi individu masing-masing. Skill dan potensi personal yang dimiliki harus dikembangkan sehingga akan menjadi modal dasar mahasiswa untuk membangun relasi prestasi dangan mahasiswa yang lain. Ketika potensi yang dimiliki dapat dikembangkan maka dengan sendirinya kader tersebut akan menjadi panutan bagi mahasiswa lain yang ada di lingkungan kampus.

Dengan demikian ketika mahasiswa lain yang NON Organisasi sekalipun sudah memiliki rasa simpati terhadap anggota dan kader itulah saat yang tepat untuk melakukan doktrinisasi tentang organisasi PMII. Memperkenalkan PMII tidak harus dengan cara menjelaskan langsung bahwa PMII itu adalah organisasi terbesar dan lain sebagainya, namun memperkenalkan PMII bisa juga dengan cara memunculkan sosok figur yang menjadi panutan bagi mahasiswa lain terlebih dahulu.

Posting Komentar

0 Komentar